TANAMAN KARET MATANG SADAP
Untuk
bisa disadap, tanaman karet yang berada dalam suatu hamparan lahan
harus sudah matang sadap pohon dan matang sadap kebun. Matang sadap
pohon adalah suatu kondisi di mana tanaman karet akan memberikan hasil
lateks maksimal ketika disadap tanpa menyebabkan gangguan pada
pertumbuhan dan kesehatan pohon karet tersebut (Widianti,2008). Dengan
perawatan yang baik, matang sadap pohon umumnya bisa dicapai pada saat
tanaman karet berusia 4-5 tahun. Ciri utama tanaman karet yang sudah
matang sadap pohon adalah lilit batang yang sudah mencapai 45 cm pada
ketinggian 100 cm dari pertautan okulasi (kaki gajah). Matang sadap
kebun adalah jumlah tanaman yang sudah matang sadap pohon dalam suatu
areal pertanaman karet sudah mencapai 60–70 % ketika berusia 4-5 tahun.
Pada saat matang sadap pohon, diharapkan ketebalan kulit kayu sudah
mencapai 6-7 mm.
Saat mencapai umur 5 tahun, dilakukan pe-lejer-an pada tanaman karet yang berada di hamparan lahan karet. Pe-lejer-an
adalah pemberian tanda pada tanaman karet, apakah tanaman karet sudah
matang sadap pohon atau belum. Lilit batang yang berukuran 45cm diberi
tanda (T). Yang lebih dari 45 cm diberi tanda (+). Dan yang kurang dari
45 cm diberi tanda (-). pemberian tanda bisa dilakukan dengan menggunaka
cat atau apapun yang tidak hilang selama 1-2 bulan. Dengan mengetahui
jumlah tanaman karet yang sudah matang sadap pohon, diketahaui juga
apakah suatu hamparan tanaman karet sudah matang sadap kebun atau belum.
Pe-lejer-an dilakukan sekitar 1-2 bulan sebelum bukaan sadap pertama. Pe-lejer-an
dilakukan pada bulan Juli-Agustus,ini karena bukaan sadap pertama
biasanya dilakukan pada bulan Oktober atau Bulan April. Pada awal musim
penghujan diharapkan pertumbuhan tanaman karet bisa maksimal sehingga
lateks yang dihasilkan juga maksimal. Selain itu, pertumbuhan yang
maksimal juga dapat meminimalisir stress tanaman karet karena baru
pertama kali disadap. Pada bulan-bulan tersebut intensitas serangan
penyakit pada bidang sadap juga minimum.
pustaka:
Khasanah,
Nurul,dkk. 2008. Pertumbuhan karet dalam sistem monokultur dan campuran
dengan akasia. Jurnal Penelitian Karet. 26(1): 31-48.
Rouf,
Akhmad. 2012. Sistem Eksploitasi yang Optimal dan Berkelanjutan pada
Tanaman Karet. Balai Penelitian Getas (Pusat Penelitian Karet).
Widianti ,Novi. 2009. Ikuti Anjuran, Produksi Tinggi Kan Diraih. Hevea Nomor 1 Volume 1 April 2009